Langsung ke konten utama

Pantai Wohdkudu: Cocok Buat Mantai Sambil Ngecamp


Selama di Yogyakarta, aku banyak pergi ke tempat-tempat wisata yang ada disini. Mulai dari wisata wajib kunjungan, sampai wisata anti mainstream yang jarang diketahui orang. Mungkin wisata pantai sudah biasa bagi wisatawan, tapi kalau wisata pantai sambil camping kamu sudah pernah belum? kalau belum, wajib dicoba sih sensasinya.

Pada bulan desember lalu, kelasku ada mata kuliah Manajemen Media Digital (MMD) yang mengharuskan setiap kelompok membuat konten media digital, kemudian dibuat manajemennya. Wah, kita mau bikin konten apa ya selain konten-konten yang sudah pernah kita buat. Berita, iklan, short movie, sampai web series sudah pernah dibuat. Hmm, kita akhirnya memutuskan buat bikin vlog!

Setelah searching sana sini buat nentuin bikin vlog dimana, kita nemu salah satu pantai yang cukup bagus buat sambil ngecamp. Ya, pantai wohkudu! Disana ada pantai yang disamping kanan kirinya dikelilingi tebing besar. Ditambah pasir putih yang indah, sepertinya ini emang destinasi yang cocok deh.

Akhirnya kita memutuskan buat berangkat setelah 2 minggu sebelumnya direncanakan, dan di hari H kita mulai belanja kebutuhan makan, dan juga tenda untuk tidur.

Kita ada 9 orang, dan budget awal perorang 50rb, dan ternyata uang segitu cukup kok untuk beli kebutuhan forensik plus tenda. Tenda disewa sehari 100rb (2 tenda) dan untuk makanan sekitar 300rb, itu sudah termasuk gas, makanan pokok sampai cemilan untuk 9 orang ya. Sisanya dipakai buat tiket masuk dan parkir.

Berangkat mulai pukul 1 siang, kita sampai kira-kira jam 3 sore. Sambil disajikan pemandangan asri nan sejuk, perjalanan terasa asik bagiku, ya, gak tau sih kalau yang nyetir motor hehe.

Setelah sampai kita istirahat sebentar, kemudian langsung mendirikan tenda biar cepat bisa digunakan sebelum suasana gelap. Ohiya, sebelum berangkat, kita sempat makan dulu di burjo dekat kampus, sengaja biar gak perlu makan sore lagi di pantai wohkudu ini.

Ketika hari mulai gelap, kita sempat foto-foto sebentar di pinggir pantai, lalu kembali ke tenda, sembari menyiapkan makan malam, makan malam saat itu ada jagung bakar, sosis krispi, nugget, dan juga pastinya nasi.

Selesai makan kita mulai bersih bersih, dan.. salah satu dari kita punya permainan yang mengharuskan kita saling jujur satu sama lain tentang apa yang kita harapkan dan kesan selama beberapa tahun bersama ini.

Berujung nangis-nangisan, akhirnya kita mencoba main yang sebenarnya asik, tapi belum banyak yang paham. Tebak main apa?

Main werewolf! Ya meskipun diawal membingungkan, setelah main beberapa kali akhirnya kita semua paham. Dan main werewolf sampe pada tepar. Setelah itu kita semua bersiap tidur, dan ya, rasanya gak asik kalau udah di pantai tapi langsung tidur gitu aja.

Paling enak sih nikmatin suara ombak dipinggir pantai sambil lihat ke langit. Nah pas waktu itu rasanya mau hujan, kita memutuskan buat tidur.

Di pagi harinya, aku bangun duluan, seperti pada malam hari, rasanya tidak asyik kalau di pantai tapi bangunnya kesiangan. Aku pergi ke pinggir pantai lagi, sambil melihat air laut yang surut. Ketika sudah hampir satu jam disana, aku balik ke tenda, dan ternyata sudah persiapan buat sarapan.

Waktu itu kita cuma sarapan mie instan, roti, dan kopi kalau ada yang mau. Juga sisa jajanan semalam yang belum habis. Setelah itu kami mau main dipantai, sebelum akhirnya pulang.

Eh, tapi sebelumnya kita kepikiran buat main sesuatu di pasir, aku menyarankan buat main galasin aja, dan yang lain setuju. Tau kan galasin? Biasanya sih kalau di beberapa daerah sebutannya beda, kayak gobak sodor, benteng-bentengan, atau mungkin ada yang lain lagi?

Nah baru deh setelah itu kita berkeringat dan akhirnya mandi, beres-beres tenda, dan.. otw pulang!

Perjalanan pulang terasa lebih berat, karena kita semua sudah capek, apalagi harus melewati bukit yang semakin menanjak itu, ditambah terik matahari yang cukup menyengat waktu itu.

Di pantai panas, tapi belum lama di jalan ternyata hujan, untung kita gak lupa buat bawa jas hujan, pas hujan ditambah perut yang masih lapar karena cuma makan mie, paling enak kayaknya emang makan bakso sih.

Di daerah Bantul akhirnya kita makan bakso, dan.. lanjut otw pulang ke kost/rumah masing-masing dan mengembalikan tenda.

Ohiya buat yang mau berkunjung ke pantai wohkudu juga lokasinya ada di
Dukuh Wiroso, Girikarto, Panggang, Wiloso, Girikarto, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Tiket masuknya sekita 30rb permotor, dan kalau malam waktu itu ada pengurus pantai yang menarik uang 10rb untuk tiap tenda.

Buat yang penasaran sama foto-fotonya, ada hasil jepretanku sedikit yang sudah ku taruh di highlight akun instagramku @nurauliaannisa

Dan untuk video selengkapnya, yang tadi buat konten tugas juga, bisa langsung klik disini.

Kalau kamu tertarik sama konten-konten seperti web series, short movie, news dan iklan. Bisa cek channel YouTube Waiki Production juga jangan lupa like dan subscribenya!

See you again guys!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehabisan Ide Saat Menulis? Ikuti Tips Ampuh Ini!

Kehabisan Ide Saat Menulis? Ikuti Tips Ampuh Ini! Kehabisan Ide Saat Menulis? Ikuti Tips Ampuh Ini! - Inspirasi bisa datang dari mana saja. terutama bagi seorang penulis. Namun mencari topik terkadang tidak semudah yang dibayangkan. Buat kamu yang hobi menulis, pasti nggak mau kan tulisanmu ngebosenin bahkan gak relate sama yang lagi terjadi sama orang-orang? Langsung aja intip 5 tips ampuh mendapatkan buah pikiran saat stuck menulis.   1. Santai dan rilex Kreatifitas itu datang ketika kondisi tubuh dan pikiran sedang santai dan rilex. Jika Ide tidak ada atau belum datang jangan memaksakan diri, yang pada akhirnya malah nanti kamu jadi stress, kondisi seperti ini malah menjadikan kreatifitas hilang. Santai dan rilex, regangkan otot, regangkan syaraf, nikmati udara sekitar, tarik nafas, hembuskan. Kondisi disekitar yang hening juga bisa bantu kamu berfikir lho.   2. Gunakan ponsel agar lebih praktis Supaya kamu bisa tetap produktif di sela-sela kesibukan. Kamu bisa banget

Cita-cita Menjadi Jurnalis dan Cerita Sebelum Berada di Kampus Ungu

Jurnalis TV yang sedang meliput berita Sebenarnya sejak saya kecil saya bingung ingin memiliki porfesi apa nantinya. Apalagi ketika ditanya oleh guru SD atau SMP, mungkin jawaban saya pada saat itu sama seperti jawaban anak-anak pada umumnya, seperti dokter, guru, arsitek, atau apapun itu yang sudah familiar didengar oleh anak-anak diumur belianya. Namun ketika memasuki usia remaja atau memasuki masa-masa sekolah setelah SMP, kegelisahan itu tiba-tiba muncul, dengan kegelisahan awal antara masuk ke SMA, atau SMK. Tetapi saya pada saat itu terngiang dengan kalimat “Kalau kamu bingung, pilih saja SMK, kalau SMK nanti bisa langsung kerja, atau kalau mau lanjut kuliah juga bisa. Tapi kalau SMA kamu harus kuliah dulu baru bisa kerja.” Dan akhirnya, saya memutuskan untuk masuk ke SMK, soal SMK mana saya masih bingung pada saat itu. Saya mulai kepikiran kalau saya cukup tertarik dengan dunia broadcasting pada saat itu. Menurut saya itu keren, tampil di TV, mengoperasikan alat ya