Communication in Frame #1 |
Ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di luar kota
selama ini saya tinggal, Jogja. Sejak kecil saya tinggal di ibukota yang cukup
sesak dengan hirup pikuknya, namun di masa perkuliahan ini saya tidak mau stuck
hanya disitu-situ saja, saya ingin berkembang, saya ingin mendapat pengalaman
baru, yang mana menurut saya padawa waktu itu adlah dengan merantau. Jogja adalah
kota pilihan saya. Pada awalnya saya bingung mau unviversitas mana yang akan
saya tuju, namun sebelum sampai Jogja saya sudah diberikan beberapa pilihan
oleh om saya terkait universitas dengan jurusan ilmu komunikasi dengan
akredoitasi paling baik.
Saya mengecek kampus kampus seperti UII, UAD, Akakom,
dan.. Amikom. Saya mengecek betul satu-persatu website yang kampus kampus
tersebut milik. Pertama, UII, kampus dengan akreditasi jurusan ilmu komunikasi A,
kampus ternama, dan om saya mengatakan persaingan untuk masuk disana cukup ketat
karena merupakan salah satu kampus swasta favorit di Jogja, namun sayangnya
waktu pendaftarannya hampir tutup! Kemudian saya lanjutkan dengan UAD, waktu
pendaftaran juga sudah hampir tutup, tapi yang lebih membuat saya mengurungkan
niat untuk masuk kesana adalah, biaya perkuliahannya, sangat mahal menurut
saya. Saya berpikir, saya hanya tidak ingin menyulitkan orangtua saya pada
saat itu.
Pada saat sebelumnya,. Saya telah mendaftarkan diri di
bebeberapa universitas-universitas negeri di ibukota Jakarta, mulai dari jalur SNMPTN
hingga jalur mandiri telah saya lalui, namun.. takdir berkata lain. Pada pencarian
saya di wesite kampus yang terakhir tadi, saya mempelajari kampus ungu atau Amikom ini. Disana terdapat jurusan ilmu komunikasi dengan batas waktu pendaftaran yang masih cukup lama,
yang mana saya jadi bisa mempersiapkan diri untuk pergi ke Jogja. Saat itu,
saya langsung menghubungi om saya untuk meminta bantuan pergi ke Jogja.
Mulai dari pendaftaran, masa orientasi, dan bulan-bulan awal
kuliah terasa sangat menyenangkan, saya belajar banyak pengalaman baru di kota
istimewa ini. Saya tinggal di kost dekat kampus, saya dekat dengan beberapa
teman, dan tentunya saya sangat mencintai jurusan yang saya masuki saat itu. Memasuki
semester 1, 2, 3 saya semakin yakin dengan juurusan saya ini, karena memang
saya memiliki cita-cita ingin menjadi reporter atau wartawan. Meskipun pada akhirnya di
semester 4 saya mendapati penyataan dari dosen bahwa Ilmu Komunikasi Amikom
belum ada penjurusan, namun saya yakin, saya masih bias berkonsentrasi dengan
bidang jurnalistik yang saya minati. Saya harap ilmu komunikasi Amikom dapat
sengara terdapat penjurusan secepatnya.
Meskipun begitu, saya terus memperkaya pengetahuan saya di
bidang jurnalistik dengan mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) di Amikom
yaitu LPM Journal, aktif di forum kegiatan jurnalistik, dan terus mengikuti
perkembangan dunia jurnalistik. Sambil mencari pengalaman, saya juga
mengembangkan softskill saya seperti dengan mengikuti organisasi-organsisasi
yang ada di Amikom, mengikuti event-event internal dan juga eksternal
kampus. Semua terasa sangat menyenangkan bagi saya. Saya nyaman berada disini,
ya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang benar-benar istimewa!
Kepada teman-teman saya atau adik kelas saya yang ingin atau
sudah melanjutkan studinya diluar kota, kalian luar biasa. Meskipun kita berada
jauh dari orangtua, kita masih bias terus survive dengan kehidupan ditanah
perantauan ini. Kita harus terus tetap bisa mandiri, membanggakan orang-orang
yang kita tinggalkan ditempat tinggal kita sebelumnya, dan.. yang pastinya
membangkan diri kita sendiri dengan prestasi yang kita ukir di tanah perantauan
ini!
Let’s fight till the end. Let’s build our future, starts from here!!!
Komentar
Posting Komentar